Hujan tak pernah bosan mengisahkan kisah sendu tentangmu.
Berceloteh tentang hati yang terluka. Kali ini, bolehkah aku hanya
menjadi pendengar saja? Aku akan diam dan kau bisa temani hujan yang
terus berceloteh. Sesekali kau boleh menghakimiku, aku akan terima tanpa
protes. Kau boleh menyalahkan aku atas luka hatimu yang kau biarkan
menganga lebar. Bahkan kau boleh membenciku dengan caramu. Sekali lagi
aku hanya akan diam...
Tetapi, selepas hujan berceloteh biarkan aku berkisah tentang hatiku... Dan kau, kuharap kau diam dan mendengarkan aku...
Tentang luka hatimu, tahukah engkau tentang luka yang lebih dulu tertorehkan dalam jejak kenangan kita? Bukan tentang dia yang selalu membuatku tersenyum setiap pagi hingga senja. Tapi tentang kau yang tak pernah mampu membuatku jatuh cinta. Kau yang terus saja berlalu dengan cemburu membuncah dalam dadamu. Kau yang mengisi hariku dengan air mata rindu. Kau dan kata maaf yang tak pernah lagi aku dengar ketika luka itu perlahan membunuhku.
Tentang hati yang terluka, ijinkan hujan terus berceloteh hingga kau tau ada cinta dan berjuta maaf disini untukmu...
-Malang, 10 Juni 2012-
Tetapi, selepas hujan berceloteh biarkan aku berkisah tentang hatiku... Dan kau, kuharap kau diam dan mendengarkan aku...
Tentang luka hatimu, tahukah engkau tentang luka yang lebih dulu tertorehkan dalam jejak kenangan kita? Bukan tentang dia yang selalu membuatku tersenyum setiap pagi hingga senja. Tapi tentang kau yang tak pernah mampu membuatku jatuh cinta. Kau yang terus saja berlalu dengan cemburu membuncah dalam dadamu. Kau yang mengisi hariku dengan air mata rindu. Kau dan kata maaf yang tak pernah lagi aku dengar ketika luka itu perlahan membunuhku.
Tentang hati yang terluka, ijinkan hujan terus berceloteh hingga kau tau ada cinta dan berjuta maaf disini untukmu...
-Malang, 10 Juni 2012-
Komentar
Posting Komentar