Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

Pesan Untukmu

Malam menjemputku sendiri,dingin dan sepi... Teringat tentang kisah yg tak pernah berujung manis membuat air mataku terjatuh... Kuberanikan diri menuliskan pesan untukmu meski hanya sekedar bertanya "sedang apa dirimu disana?" Rasa cemas menghampiriku... Berpikir apa reaksimu nanti ketika membaca pesanku... Aku terdiam... Lama rasanya aku menunggu tapi tak pernah ada balasan darimu... Lama rasanya aku menanti hingga semua mulai terasa tak berarti lagi... Aku tertunduk lesu, aku hibur diriku sendiri dengan berpikir " ah... mungkin saja dia sibuk atau lelah dan tertidur atau mungkin saja pesanku tak pernah sampai " Tetap menunggumu, aku mulai menulis catatan kecil tentang doaku untukmu, aku pandangi satu2nya fotomu yg aku miliki... Aku mulai menulis "Tuhan... Kau ciptakan dia dengan sangat indah, ku kagumi makhluk ciptaan-Mu ini dengan rasa cinta yg dalam... Senyumnya, suaranya begitu lekat dalam hati dan pikiranku. Tuhan...ijinkan aku memilikinya, memiliki

Kismis (Kisah yang manis)

Temaram senja itu kembali mengingatkanku akan kisah manis kita. Udaranya cukup tercemar asap knalpot. Suara bising kendaraan yang berlalu lalang cukup mengganggu pendengaran. Tapi tak jadi masalah yang berarti, semua jadi sejuk dan damai  karena kamu, senyummu, tawamu... Entah kenapa kita berdua putuskan untuk duduk disana. Kita tak sendiri, lelaki paruh baya disamping kita sibuk menelfon, disudut lain beberapa gadis asik mengobrol. Para pejalan kaki terus saja melintas di depan kita. Tapi terasa hanya berdua saja seolah tak ada yang memperhatikan kita. Aku mulai membuka bungkusan kecil yang kita beli tadi, dua potong roti di dalamnya, satu untukmu dan satu untukku... Rotiku bertabur kismis terlihat lezat dan punyamu terlihat cukup menarik. Aku suka sekali kismis tapi sore itu aku ingin sekali kamu yang mencobanya dulu. Gigitan pertama untukmu, kamu selalu senang disuapin, manja!!! ehm... krimnya nempel dibibirmu, membuatku tertawa kecil melihatnya. Kamu bilang enak,

Lilin

Tak pernah menyangka ada tempat seindah malam itu. Lima tahun memang terlalu singkat bagiku untuk mengenal seluk beluk kota yang dingin. "ayo turun, aku sudah lapar..." itu kalimat yang aku dengar dari bibirnya, menyadarkanku dari lamunan panjang. Masih tak percaya hari itu dia datang. Dia sering sekali menggodaku, selalu bilang mau datang dan tertawa lepas ketika tau aku termakan kata-katanya, lagi-lagi dia bohong. Tapi malam itu, dia benar-benar datang. Aku bersiap-siap untuk pergi bersamanya. Tak ada yang spesial dari penampilanku malam itu, make-up ku juga biasa-biasa saja.  "Kita pergi bertiga malam ini..." dia kembali membuka pembicaraan malam itu, aku tersenyum dan bertanya "siapa dia?" aku coba untuk mengingat tapi memang sepertinya aku belum pernah bertemu dengan laki-laki yang bersamanya malam itu. " juniorku" satu kata yang cukup membuatku mengerti. Menyusuri jalanan kota yang dingin, entah kemana dia mau mengajakku,

16 April...

Mataku masih sembab, terlalu banyak airmata yang aku keluarkan semalam. Hari yang berat dalam hidupku. Rasanya malas sekali aku bangun pagi ini, tapi aku harus berangkat, waktuku hanya tersisa satu jam saja. Sebulan terakhir hidupku memang jadi tak teratur, kacau dan jauh dari kata damai. Tak pernah aku sangka dia tega menyakiti hatiku begitu dalam. Luka perselingkuhan yang dia torehkan belum kering, masih basah sudah dia tambah dengan luka baru yang menyakitkan. Empat bulan yang lalu, di bulan Desember tepat dihari ulang tahunnya dia memberiku kejutan yang sangat hebat. Pengakuan dari bibirnya sendiri. Dia mengaku telah berselingkuh dengan wanita dalam foto itu. Foto yang sempat aku temukan di dalam dompetnya. Dengan lantang dia katakan tak lagi mencintaiku, dia telah memiliki wanita lain. Sempat aku bicara dengan wanita itu ditelfon. Dia benar-benar wanita yang tak punya hati, tanpa rasa bersalah sedikitpun dia mengakui bahwa selama ini dia telah jadi wanita selingku

Kata Itu Bukan Milikku

Katakan sekali lagi, apa yang bisa aku lakukan dengan perasaanku ini? Atau kau hanya ingin aku diam? Katakan sekali lagi agar aku mengerti... Jangan kamu biarkan aku terus bertanya dan terus bertanya dalam kesunyian yang panjang ini... Kamu tau aku bisa saja lelah... Kamu tau aku bisa saja pergi... Atau mungkin kamu memang tak perduli jika aku pergi? Kamu biarkan aku terus mengeja kata itu sendiri... Kata yang tak pernah jadi milikku.... Kamu biarkan aku terus merangkai satu per satu huruf indah itu... Tanpa ku tahu kapan kata itu akan jadi milikku... Atau mungkin sudah saatnya aku berhenti mengeja??? Ku panggil kau dengan kata itu, dengan sangat lembut... Semua tulus dari dalam hatiku tanpa pernah kutahu kapan kamu akan memanggilku dengan kata yang sama... Tapi kau seolah tak mendengarnya dan terus berlalu pergi... Dan kudapati malam ini aku terjatuh... Kusadari kata itu bukan milikku... Dan tak akan pernah jadi milikku... Banyuwangi "04 maret 11"

Kenangan

Aku melangkah menuju tempat bernama masa lalu. Kenangan, ku jelajahi kau dengan tertatih diantara serpihan kisah-kisah usang. Bertemu dengan air mata dan rasa sakit penuh kebohongan. Mereka menyapaku,menyuruhku segera pergi. Tapi aku terus melangkah semakin jauh. Hingga aku bertemu dengan kenangan indah penuh cinta. Mereka juga menyapaku,menyuruhku untuk tetap tinggal. Mereka bilang aku bisa miliki lagi kisah indahku. Mereka menyuruhku untuk menutup mata dan telinga,tak usah menghiraukan apa yang orang bicarakan. Mereka menyuruhku untuk terus bermimpi dan membayangkan semua hal indah. Hingga suatu ketika aku lelah bermimpi. Tak ada satupun mimpi itu menjadi nyata. Aku mulai bosan membayangkan. Ku lontarkan berbagai pertanyaan. Tentang mimpiku yg tak pernah jadi nyata,tentang semua khayalku. Kenangan-kenangan indah itu hanya tersenyum. Mereka perlahan meninggalkanku sembari berkata "bukankah kami juga hanya bagian dari mimpi dan khayalanmu?jika kau berhenti bermimpi

Surat Cinta Buat "Kamu"

Dear My.... Apa kabar kamu disana?apa masih tampan seperti pertama kali kita bertemu? ya ya ya... harusnya tak aku tanyakan, kamu selalu tampan dan akan tetap begitu... Aku kangen kamu... Apa kamu merasakan hal yang sama?jawab saja dengan senyummu yg menyejukkan,aku akan senang hati menerimanya... Bagaimana dengan dia?kalian?Tuhan memberkati kalian, percayalah aku selalu doakan yg terbaik... Sejak pertemuan kita yang terakhir, entah sudah berapa purnama aku lewati tanpa hangat sapamu. Banyak yang telah terjadi dan aku sendiri tanpamu... Aku putar lagu kita ketika kutulis surat ini, surat cinta untuk kamu, hanya untukmu... pipiku basah, mataku sembab sayang... Aku ingin bersandar, pinjamkan bahumu untukku bersandar seperti dulu,aku ingin sayang, aku janji tak akan lama sebab aku tak ingin menyakitinya... Yang lain telah hadir, tapi tak sepertimu, dia setia, dia mencintaiku... Apa hatimu terluka mendengarnya?aku harap iya, itu tandanya kamu masih menyimpanku dalam hati

Celoteh Hujan

Hujan tak pernah bosan mengisahkan kisah sendu tentangmu. Berceloteh tentang hati yang terluka. Kali ini, bolehkah aku hanya menjadi pendengar saja? Aku akan diam dan kau bisa temani hujan yang terus berceloteh. Sesekali kau boleh menghakimiku, aku akan terima tanpa protes. Kau boleh menyalahkan aku atas luka hatimu yang kau biarkan menganga lebar. Bahkan kau boleh membenciku dengan caramu. Sekali lagi aku hanya akan diam... Tetapi, selepas hujan berceloteh biarkan aku berkisah tentang hatiku... Dan kau, kuharap kau diam dan mendengarkan aku... Tentang luka hatimu, tahukah engkau tentang luka yang lebih dulu tertorehkan dalam jejak kenangan kita? Bukan tentang dia yang selalu membuatku tersenyum setiap pagi hingga senja. Tapi tentang kau yang tak pernah mampu membuatku jatuh cinta. Kau yang terus saja berlalu dengan cemburu membuncah dalam dadamu. Kau yang mengisi hariku dengan air mata rindu. Kau dan kata maaf yang tak pernah lagi aku dengar ketika luka itu perlahan membu