Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2012

Pesan Untukmu

Malam menjemputku sendiri,dingin dan sepi... Teringat tentang kisah yg tak pernah berujung manis membuat air mataku terjatuh... Kuberanikan diri menuliskan pesan untukmu meski hanya sekedar bertanya "sedang apa dirimu disana?" Rasa cemas menghampiriku... Berpikir apa reaksimu nanti ketika membaca pesanku... Aku terdiam... Lama rasanya aku menunggu tapi tak pernah ada balasan darimu... Lama rasanya aku menanti hingga semua mulai terasa tak berarti lagi... Aku tertunduk lesu, aku hibur diriku sendiri dengan berpikir " ah... mungkin saja dia sibuk atau lelah dan tertidur atau mungkin saja pesanku tak pernah sampai " Tetap menunggumu, aku mulai menulis catatan kecil tentang doaku untukmu, aku pandangi satu2nya fotomu yg aku miliki... Aku mulai menulis "Tuhan... Kau ciptakan dia dengan sangat indah, ku kagumi makhluk ciptaan-Mu ini dengan rasa cinta yg dalam... Senyumnya, suaranya begitu lekat dalam hati dan pikiranku. Tuhan...ijinkan aku memilikinya, memiliki

Kismis (Kisah yang manis)

Temaram senja itu kembali mengingatkanku akan kisah manis kita. Udaranya cukup tercemar asap knalpot. Suara bising kendaraan yang berlalu lalang cukup mengganggu pendengaran. Tapi tak jadi masalah yang berarti, semua jadi sejuk dan damai  karena kamu, senyummu, tawamu... Entah kenapa kita berdua putuskan untuk duduk disana. Kita tak sendiri, lelaki paruh baya disamping kita sibuk menelfon, disudut lain beberapa gadis asik mengobrol. Para pejalan kaki terus saja melintas di depan kita. Tapi terasa hanya berdua saja seolah tak ada yang memperhatikan kita. Aku mulai membuka bungkusan kecil yang kita beli tadi, dua potong roti di dalamnya, satu untukmu dan satu untukku... Rotiku bertabur kismis terlihat lezat dan punyamu terlihat cukup menarik. Aku suka sekali kismis tapi sore itu aku ingin sekali kamu yang mencobanya dulu. Gigitan pertama untukmu, kamu selalu senang disuapin, manja!!! ehm... krimnya nempel dibibirmu, membuatku tertawa kecil melihatnya. Kamu bilang enak,

Lilin

Tak pernah menyangka ada tempat seindah malam itu. Lima tahun memang terlalu singkat bagiku untuk mengenal seluk beluk kota yang dingin. "ayo turun, aku sudah lapar..." itu kalimat yang aku dengar dari bibirnya, menyadarkanku dari lamunan panjang. Masih tak percaya hari itu dia datang. Dia sering sekali menggodaku, selalu bilang mau datang dan tertawa lepas ketika tau aku termakan kata-katanya, lagi-lagi dia bohong. Tapi malam itu, dia benar-benar datang. Aku bersiap-siap untuk pergi bersamanya. Tak ada yang spesial dari penampilanku malam itu, make-up ku juga biasa-biasa saja.  "Kita pergi bertiga malam ini..." dia kembali membuka pembicaraan malam itu, aku tersenyum dan bertanya "siapa dia?" aku coba untuk mengingat tapi memang sepertinya aku belum pernah bertemu dengan laki-laki yang bersamanya malam itu. " juniorku" satu kata yang cukup membuatku mengerti. Menyusuri jalanan kota yang dingin, entah kemana dia mau mengajakku,