“ ..untuk setiap depa per depa jarak yang membuat kita jauh. Percayalah, aku adalah doa yang mendekapmu saat kau hampir jatuh. Jaga rindumu baik-baik, aku pasti kembali. Aku mencintaimu ”. Aku pernah begitu jatuh, lupa cara untuk bangkit dan berjalan lagi. Pernah begitu terpuruk dalam kesedihan-kesedihan atas pengkhianatan dari indahnya setia yang aku jaga rapat-rapat. Lalu kau datang. Tak menawarkan apa-apa selain pundak dan dada yang melarungkan kesedihan-kesedihan. Dan aku jatuh telak dalam dekapmu. Dalam pelukan lengan yang terbitkan hangat di dalam dada. Dalam bisik peluk paling puisi yang membuatku merasa begitu dicintai. Dan aku tak merasa harus bangkit dari sana, tak merasa harus pergi dan berjalan lagi. Lelakiku, betapa pelukmu adalah obat bagi rinduku yang pesakitan. Betapa tawamu mampu hadirkan cahaya pada gulita yang membutakan. Betapa kau begitu memesona bagi hatiku yang rapuh untuk kembali jatuh cinta. Sungguh semesta mempertemukanku padamu agar ak
Di antara rindu dan sepi. Kau adalah makna yang setia memberi arti.