Masih saja aku ingin tau semua tentangmu, hidupmu.
Hanya sekedar menguji, ternyata sudah tak ada lagi detak jantungku yang
berdegup kencang ketika melihatmu bersamanya. Aku memang tak pernah membencimu
tapi aku sudah cukup mengerti bagaimana kamu. Setidaknya, aku tak akan pernah
lagi percaya kata-katamu. Jika tak ingin disebut sebagai pembohong, mungkin
lebih tepat aku menyebutmu sebagai pemain peran. Seringkali kamu bermanja dan
berkata manis ketika di depanku. Kamu berusaha membuatku tersentuh. Kamu tau usahamu
sungguh sia-sia. Aku tak tersentuh lagi "sayang". Kamu terlalu
ceroboh. Bagaimana mungkin menyatukan perasaan bersalah dan cinta menjadi satu
bagian dalam kisah cinta romantis??? Kamu pemain peran yang buruk. Dan aku
menjadi penikmat setia permainan burukmu.
Pergi saja "Sayang", sudahi saja semua
permainan ini. Aku lelah melihat semua tingkahmu. Aku juga tak ingin menjadi
pemain peran yang buruk sepertimu. Aku tak bisa berpura-pura lagi. Rasa sakit
yang kamu torehkan dalam kisah kita sudah cukup menghapuskan semua perasaan
cinta dalam hatiku untukmu. Hanya kenangan yang tersisa, biarlah ia menjadi
bagian dalam hidupku. Biar saja ia menjadi bagian masa laluku.
Sudah saatnya berdamai dengan takdir Tuhan. Aku dan
kamu tak akan pernah menjadi kita.
Komentar
Posting Komentar