Langsung ke konten utama

Lilin

Tak pernah menyangka ada tempat seindah malam itu. Lima tahun memang terlalu singkat bagiku untuk mengenal seluk beluk kota yang dingin. "ayo turun, aku sudah lapar..." itu kalimat yang aku dengar dari bibirnya, menyadarkanku dari lamunan panjang. Masih tak percaya hari itu dia datang. Dia sering sekali menggodaku, selalu bilang mau datang dan tertawa lepas ketika tau aku termakan kata-katanya, lagi-lagi dia bohong. Tapi malam itu, dia benar-benar datang.

Aku bersiap-siap untuk pergi bersamanya. Tak ada yang spesial dari penampilanku malam itu, make-up ku juga biasa-biasa saja.  "Kita pergi bertiga malam ini..." dia kembali membuka pembicaraan malam itu, aku tersenyum dan bertanya "siapa dia?" aku coba untuk mengingat tapi memang sepertinya aku belum pernah bertemu dengan laki-laki yang bersamanya malam itu. " juniorku" satu kata yang cukup membuatku mengerti.

Menyusuri jalanan kota yang dingin, entah kemana dia mau mengajakku, aku tak bertanya lagi dan hanya menurut saja. Sesekali kita berbincang dan tertawa. Dia memang selalu bisa membuatku tertawa. Dia mengajakku masuk ke sebuah tempat makan dengan nama cukup unik.
"Wowww... bagus banget, baru tau aku ada tempat bagus di daerah ini, romantis ya tempatnya" aku berkomentar dan mulai mengagumi tempat pilihannya. Ada jembatan bambu membentang membelah sungai buatan. Lampu-lampu kecil disepanjang sisi jembatan. Ada pondok-pondok kecil disisi sungai itu. Suasananya redup, kulihat dua ekor bebek tertidur pulas ditepi sungai.

Dia mulai memesan makanan, sepertinya dia benar-benar sudah lapar. Dia menuliskan juga untukku, jus apel+wortel tanpa gula, tanpa susu dan tanpa es, ehm... dia mulai mengerti kesukaaanku, sesuatu yang bisa aku nikmati tanpa perasaan bersalah.

Ternyata tempat makan itu milik seniornya yang lebih dulu meraih kesuksesan hingga bisa membuat tempat yang sangat cantik. Aku selalu berharap kelak dia juga mampu meraih kesuksesan yang sama. Dia punya mimpi yang tak kalah hebatnya, aku suka mendengar semua ceritanya tentang impian dan masa depan yang lebih baik, untuk dirinya dan Bunda.

Malam itu, kami bertiga memilih pondok yang berada diujung sungai. Awalnya ingin menikmati malam bertiga. Tapi ketika melihat dua kursi dan satu meja yang ada di depan pondok, seketika rencana berubah. Laki-laki yang bersamanya tadi mengalah. Dia duduk seorang diri di dalam pondok berteman batang-batang rokok, sedang aku dan dia duduk berdua dikursi itu.

Suasana malam itu mendung, langit tak bertabur bintang, udaranya dingin tapi tetap terasa hangat, mungkin karena senyumnya. Bukan pertama kalinya aku dan dia makan malam bersama tapi harus aku akui baru pertama kali dia memilih tempat yang indah seperti malam itu. Seingatku kita biasa makan di lesehan pinggir jalan, di depan makam besar yang jauh dari kesan menyeramkan.

"Kamu tau, aku pengen banget punya usaha tempat makan seperti ini, tempatnya bagus dan suasananya romantis, tapi nggak tau mau dikasih nama apa.." aku mulai berbagi angan dengannya dan dia hanya tersenyum. Banyak hal yang aku bahas dengannya malam itu, mulai dari masalah kuliah, karir dan harapan-harapan masa depan bahkan tentang keluarganya.

Seorang pelayan mengantarkan pesanan kami dan sebuah lilin yang indah. Tempat  kami duduk memang cukup gelap. Apa jadinya menikmati makanan ditempat remang-remang seperti itu, makanannya mungkin tak  terlihat jelas. Ketika pelayan itu pergi, suasana jadi hening sejenak. Aku dan dia saling berpandangan, lilin itu membuat suasana jadi lain. "Romantis ya, seumur hidup baru kali ini aku makan malam dengan suasana romantis, sangat berkesan", itu yang dia katakan. Aku tersenyum mendengarnya, tanda mengiyakan semua yang dia katakan. Aku juga merasakan suasana romantis.

Kunikmati makan malam berdua dengannya dengan lilin cantik yang menghiasi meja kami. Jadi lebih indah ketika rintik hujan turun, tetap bertahan di meja itu terasa tak ingin kehilangan saat-saat yang indah. Tapi air dari langit itu semakin tak bersahabat, rintiknya tak halus lagi. Kami bergegas pindah ke dalam pondok. Dia bawa lilin itu dan meletakkannya disudut. Suasana dalam pondok cukup terang oleh cahaya lampu membuat cahaya lilin itu tak lagi cantik. Dia mulai meredup dan terlihat lemah.

Setelah malam itu, ketika mengingatnya aku selalu ingat lilin cantik itu. Cahayanya indah, sama seperti dirinya. Suatu hari nanti aku akan buat tempat makan yang romantis. Penuh dengan lilin-lilin indah. Aku akan sediakan meja khusus untuknya. Ketika dia pulang nanti, sekali lagi aku ingin menikmati cahaya lilin berdua dengannya...

(Our "Lilin", Malang 18 Jan'11)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku, Kamu, Kita dan Rencana Tuhan

Rencana Tuhan selalu indah, semua selalu indah pada waktunya... Kita bisa saja menjalin sebuah hubungan dengan seseorang yang awalnya kita kira dia adalah jodoh kita. Perasaan kita begitu yakin, dialah yang terbaik. Tapi, ketika Tuhan berkata dia bukanlah yang terbaik, maka perpisahan akan terjadi juga.  Ketika perpisahan terjadi, yang berakhir hanya hubungan itu, hanya kisah cinta penuh kenangan manis, itu saja!!! Sedangkan hidup kita akan terus berjalan, beribu hari ke depan adalah anugerah yang Tuhan beri untuk kita, untuk kita jalani dengan baik. Bertemu dengan orang-orang baru, mencipta kenangan baru,menjalani pengalaman baru, dan jatuh cinta pada orang baru yang kau temui... Beberapa pertemuan terjadi begitu unik, kadang tak terduga. Tapi satu hal yang pasti, tak ada yang kebetulan. Semua sudah Tuhan atur sedemikian indah. Seperti ketika Tuhan mempertemukan kita berdua, saat itu Tuhan mulai mengukir perjalanan indah untuk kita. Cinta, kasih, dan kesetiaan.  Aku masih ingat

Rasa...

Hari ini tidak banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Secangkir kopi dan alunan musik di pagi hari membuat semuanya terasa lebih nyaman.  Ehhhmm.... satu lagu terputar dengan lirik yang menggelitik hati! " Dimana kamu?  Apakah kau rindu?  Sungguh susah buat lupa, h ati tak bisa berdusta"  "Walau ku tau,  Kau bukan untukku..." "Tapi tetap kau terindah" "Cinta tak salah..." "Aku yang salah..." Kenapa suasana berubah jadi sendu setelah mendengar liriknya??? Beberapa malam ini memang lagi kepikiran dia terus, mungkin memang lagi rindu aja.  Sudah puluhan purnama terlewati tanpa tau kabarnya. Huuhh... tidak sepenuhnya benar, sesekali aku masih mendengar kabar tentangnya! Kalau sudah seperti ini, cuma bisa berdoa semoga dia dalam keadaan baik-baik saja. Entah cuma kebetulan atau memang perasaan ini masih kuat bertaut dengannya, tapi yang pasti ketika dia hadir dalam mimpiku tandanya ada sesuatu hal buruk yang sedang menimpanya. Semoga ini

Melepas Kenangan & Berdamai dengan Masa Lalu

Ratusan purnama berlalu, seharusnya kisah tentangmu tak patut lagi untuk dibahas. Tapi hati ini rupanya begitu sulit untuk melupakan. Setiap tempat disudut kota ini menyimpan banyak kenangan indah. Aku rindu melihatmu. Apa kabarmu baik-baik saja? Kali ini, aku datang untuk melepas kenangan dan berdamai dengan masa lalu, melepas kisah kita yang tak pernah tuntas dalam hati dan pikiranku meski aku kini telah bersamanya. Dua purnama lagi akan aku sandarkan kisahku pada hati yang memilihku. Melangkah untuk hidup bahagia dalam ikatan janji suci. Tapi, bisakah kurasakan bahagia ketika hatiku masih terpaut pada hatimu? Aku harus melepaskan semua kenangan ini, menyimpannya pada tempat dimana kisah ini dimulai. Berharap semesta dapat mempertemukan kita berdua. Memberi kesempatan untukku bisa melihat senyummu lagi. Memastikan kamu bahagia. Aku memaafkanmu, memaafkan dirku sendiri, dan kisah cinta kita dimasa lalu. Denpasar,  27 Oktober '19