Langsung ke konten utama

Jingga

Part 1 Bandara

Bandara menjadi saksi pertemuan kita berdua. Nyaris 10 tahun kita tak pernah bertemu. Tapi hari itu, seperti diatur oleh takdir, Tuhan mempertemukan kita kembali. Kamu tau rasanya sayang, jantungku berdegup cukup kencang pagi itu, rasanya hampir pingsan. Meski hampir sebulan kita selalu berkomunikasi, saling menyapa dan bertatap lewat video call tapi tetap saja pertemuan kali ini akan menjadi hal paling mendebarkan. Kunikmati pemandangan dari balik jendela pesawat yang membawaku bertemu denganmu, merenungi setiap momen yang akan kita bagikan bersama. Sesekali, aku melihat chat kita berdua, membaca ulang kata-kata manis dan romantis yang selalu kamu kirimkan. Sejak kapan laki-laki yang dulu aku kenal jauh dari kata romantis berubah menjadi laki-laki yang pandai membual. Wajahku tak bisa menyembunyikan senyum malu saat membaca pesan gombalmu. Sesaat aku teringat bunga mawar cantik yang pernah kamu kirimkan untukku, sebuah gestur romantis yang masih terpatri dalam kenangan.

Lamunanku terhenti ketika suara pramugari mengumumkan bahwa pesawat akan segera mendarat. Aku bersiap turun dari pesawat. Aku langkahkan kakiku menuju arah keluar bandara, menunggumu yang berjanji pagi itu akan menjemputku. Aku melihatmu berdiri di kejauhan. Laki-laki berkacamata dengan kaos hitam. Aku tetap mengenalimu. Tanpa sadar air mataku menetes. Akhirnya kita bertemu lagi, ya... aku bisa melihatmu lagi.

"hai sayang..." sapaku sambil memelukmu dari belakang. Kamu berbalik dan tersenyum padaku. Senyum itu, tidak ada yang berubah. Senyum termanis yang selalu aku rindukan. Aku cium punggung tanganmu. Kita melangkah menuju mobilmu. Kamu bukakan pintu dan mempersilahkan aku masuk. Perlahan kita meninggalkan bandara. Bahkan di dalam mobil aku tak berhenti menatapmu. Semuanya masih terasa seperti mimpi. Bertahun rindu ini tersimpan dalam hatiku. Tak ada yang tahu. Aku pendam semua sendiri. Memelukmu erat dalam doa-doaku. Merawat cinta untukmu disetiap detik hidupku.

"Hari ini tuan, akhirnya rindu menjadi temu..."



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku, Kamu, Kita dan Rencana Tuhan

Rencana Tuhan selalu indah, semua selalu indah pada waktunya... Kita bisa saja menjalin sebuah hubungan dengan seseorang yang awalnya kita kira dia adalah jodoh kita. Perasaan kita begitu yakin, dialah yang terbaik. Tapi, ketika Tuhan berkata dia bukanlah yang terbaik, maka perpisahan akan terjadi juga.  Ketika perpisahan terjadi, yang berakhir hanya hubungan itu, hanya kisah cinta penuh kenangan manis, itu saja!!! Sedangkan hidup kita akan terus berjalan, beribu hari ke depan adalah anugerah yang Tuhan beri untuk kita, untuk kita jalani dengan baik. Bertemu dengan orang-orang baru, mencipta kenangan baru,menjalani pengalaman baru, dan jatuh cinta pada orang baru yang kau temui... Beberapa pertemuan terjadi begitu unik, kadang tak terduga. Tapi satu hal yang pasti, tak ada yang kebetulan. Semua sudah Tuhan atur sedemikian indah. Seperti ketika Tuhan mempertemukan kita berdua, saat itu Tuhan mulai mengukir perjalanan indah untuk kita. Cinta, kasih, dan kesetiaan.  Aku masih ingat

Rasa...

Hari ini tidak banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Secangkir kopi dan alunan musik di pagi hari membuat semuanya terasa lebih nyaman.  Ehhhmm.... satu lagu terputar dengan lirik yang menggelitik hati! " Dimana kamu?  Apakah kau rindu?  Sungguh susah buat lupa, h ati tak bisa berdusta"  "Walau ku tau,  Kau bukan untukku..." "Tapi tetap kau terindah" "Cinta tak salah..." "Aku yang salah..." Kenapa suasana berubah jadi sendu setelah mendengar liriknya??? Beberapa malam ini memang lagi kepikiran dia terus, mungkin memang lagi rindu aja.  Sudah puluhan purnama terlewati tanpa tau kabarnya. Huuhh... tidak sepenuhnya benar, sesekali aku masih mendengar kabar tentangnya! Kalau sudah seperti ini, cuma bisa berdoa semoga dia dalam keadaan baik-baik saja. Entah cuma kebetulan atau memang perasaan ini masih kuat bertaut dengannya, tapi yang pasti ketika dia hadir dalam mimpiku tandanya ada sesuatu hal buruk yang sedang menimpanya. Semoga ini

Melepas Kenangan & Berdamai dengan Masa Lalu

Ratusan purnama berlalu, seharusnya kisah tentangmu tak patut lagi untuk dibahas. Tapi hati ini rupanya begitu sulit untuk melupakan. Setiap tempat disudut kota ini menyimpan banyak kenangan indah. Aku rindu melihatmu. Apa kabarmu baik-baik saja? Kali ini, aku datang untuk melepas kenangan dan berdamai dengan masa lalu, melepas kisah kita yang tak pernah tuntas dalam hati dan pikiranku meski aku kini telah bersamanya. Dua purnama lagi akan aku sandarkan kisahku pada hati yang memilihku. Melangkah untuk hidup bahagia dalam ikatan janji suci. Tapi, bisakah kurasakan bahagia ketika hatiku masih terpaut pada hatimu? Aku harus melepaskan semua kenangan ini, menyimpannya pada tempat dimana kisah ini dimulai. Berharap semesta dapat mempertemukan kita berdua. Memberi kesempatan untukku bisa melihat senyummu lagi. Memastikan kamu bahagia. Aku memaafkanmu, memaafkan dirku sendiri, dan kisah cinta kita dimasa lalu. Denpasar,  27 Oktober '19