Part 1 Bandara Bandara menjadi saksi pertemuan kita berdua. Nyaris 10 tahun kita tak pernah bertemu. Tapi hari itu, seperti diatur oleh takdir, Tuhan mempertemukan kita kembali . Kamu tau rasanya sayang, jantungku berdegup cukup kencang pagi itu, rasanya hampir pingsan. Meski hampir sebulan kita selalu berkomunikasi, saling menyapa dan bertatap lewat video call tapi tetap saja pertemuan kali ini akan menjadi hal paling mendebarkan. Kunikmati pemandangan dari balik jendela pesawat yang membawaku bertemu denganmu, merenungi setiap momen yang akan kita bagikan bersama. Sesekali, aku melihat chat kita berdua, membaca ulang kata-kata manis dan romantis yang selalu kamu kirimkan. Sejak kapan laki-laki yang dulu aku kenal jauh dari kata romantis berubah menjadi laki-laki yang pandai membual. Wajahku tak bisa menyembunyikan senyum malu saat membaca pesan gombalmu. Sesaat a ku teringat bunga mawar cantik yang pernah kamu kirimkan untukku, sebuah gestur romantis yang masih terpatri dalam ken
Hari ini tidak banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Secangkir kopi dan alunan musik di pagi hari membuat semuanya terasa lebih nyaman. Ehhhmm.... satu lagu terputar dengan lirik yang menggelitik hati! " Dimana kamu? Apakah kau rindu? Sungguh susah buat lupa, h ati tak bisa berdusta" "Walau ku tau, Kau bukan untukku..." "Tapi tetap kau terindah" "Cinta tak salah..." "Aku yang salah..." Kenapa suasana berubah jadi sendu setelah mendengar liriknya??? Beberapa malam ini memang lagi kepikiran dia terus, mungkin memang lagi rindu aja. Sudah puluhan purnama terlewati tanpa tau kabarnya. Huuhh... tidak sepenuhnya benar, sesekali aku masih mendengar kabar tentangnya! Kalau sudah seperti ini, cuma bisa berdoa semoga dia dalam keadaan baik-baik saja. Entah cuma kebetulan atau memang perasaan ini masih kuat bertaut dengannya, tapi yang pasti ketika dia hadir dalam mimpiku tandanya ada sesuatu hal buruk yang sedang menimpanya. Semoga ini